SEJARAH

SEJARAH UKM CENSOR FISIP UNS

Inilah Logo CENSOR FISIP UNS
Inilah Logo CENSOR FISIP UNS

Censor adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di FISIP UNS yang dibentuk pada tanggal 30 Mei 2005 dan bergerak di bidang diskusi dan riset. Pada dasarnya, Censor ini merupakan sebuah lembaga semi otonom dimana para anggotanya ditujukan untuk mahasiswa sosiologi.

Akan tetapi, keberjalanan dari organisasi ini ternyata tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena kesibukan masing-masing pengurus yang juga aktif di UKM atau organisasi kemahasiswaan yang lain, menjadikan Censor itu sendiri mengalami keterbatasan sumber daya manusia, sehingga harus vakum atau mengalami masa kekosongan selama 3 (tiga) tahun mulai dari tahun 2007-2009

Setelah mengalami masa kevakuman selama 3 (tiga) tahun, akhirnya pada tahun 2010, terbentuklah stuktur pengurus baru yang beranggotakan 10 orang dan diketuai oleh satu orang direktur yaitu Fahmy Syaefuddin. Dengan terbentuknya struktur pengurus baru ini dikarenakan sebagai dampak dari meningkatnya jumlah peminat terhadap Censor itu sendiri. Sehingga bisa dikatakan pada tahun 2010, merupakan titik awal bagi Censor untuk memulai langkah dalam menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu UKM di FISIP UNS.

Dengan memiliki modal setidaknya 10 (sepuluh) orang pengurus, maka Fahmy Syaefuddin selaku direktur Censor pada waktu itu, merasa bahwa ada sebuah kesempatan yang bisa dia manfa’atkan untuk mulai mengaktifkan kembali organisasi yang dipimpinnya tersebut. Meskipun seperti yang kita tahu bahwa untuk mengaktifkan kembali sebuah organisasi yang sudah lama vakum, bukanlah menjadi sebuah hal yang mudah. Membutuhkan banyak kesabaran dan keteguhan untuk menghadapi berbagai kendala yang datang baik dari internal maupun eksternal.

Sehingga, dengan kesabaran dan juga keteguhan, sekaligus dibantu oleh beberapa pihak, usaha Fahmy tidaklah sia-sia. Pada tahun 2012, Fahmy bisa mewujudkan keinginannya untuk menghidupkan lagi Censor sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Hal ini ditandai dengan terbentuknya struktur pengurus layaknya pengurus organisasi pada umumnya, jumlah anggota yang semakin banyak, dan tentunya sudah berhasil melaksanakan beberapa kegiatan ilmiah seperti seminar, workshop, dan lain-lain.